Syiahindonesia.com -Pimpinan Umum Hidayatullah Abdurrahman Muhammad mengajak umat Islam tak perlu kagum dengan Syiah di Qom, Iran. Karena ajaran Syiah dinilai banyak mencaci istri Nabi Muhammad dan para Sahabat.
“Makanya (Syiah) harus ditentang karena ini (persoalan) akidah,” ujarnya pada penutupan acara di La Matanre, Kecamatan Suppa, Pinrang, Selasa (18/08/2015).
“Makanya (Syiah) harus ditentang karena ini (persoalan) akidah,” ujarnya pada penutupan acara di La Matanre, Kecamatan Suppa, Pinrang, Selasa (18/08/2015).
Diberitakan sebelumnya, kemerdekaan RI menjadi spirit digelarnya acara silaturahim tersebut, 16-18 Agustus 2015.
Selanjutnya, intisari ceramahnya pada acara Silaturahim Dai Hidayatullah se-Sulawesi di Pare-pare dan Pinrang, Sulawesi Selatan (Sulsel), mengajak mengisi kemerdekaan sebagaimana yang banyak diperjuangkan para ulama.
“Mari kita mengisi revolusi Indonesia ini. Indonesia ini punya kita. Ini Indonesiaku,” ujarnya di Pesantren Hidayatullah Pare-pare, Jalan Sakinah, tepat di hari peringatan 70 tahun kemerdekaan Republik Indonesia, Senin pekan ini.
Menurut ustadz, pada masa perjuangan kemerdekaan dulu, berbagai tokoh Muslim telah bersatu padu melawan penjajah.
Misalnya, sebut Abdurrahman, ada KH Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyah) dan KH Hasyim Asy’ari (pendiri Nahdlatul Ulama), serta para ulama di Minangkabau.
“Mereka terus menguatkan, lahirlah kebersamaan, lahirlah organisasi-organisasi itu. Mereka selalu menguatkan kesadaran untuk merdeka, mengusir penjajah,” ujarnya di depan sekitar 150 dai.
Acara ini bertema “Memperkuat Peran Dakwah, Membangun Indonesia Maju dan Bermartabat”. Dibuka oleh perwakilan Wakil Gubernur Sulsel Agus Arifin Nu’mang, Ahad (16/08/2015) sore. (hidayatullah.com/syiahindonesia.com)
Selanjutnya, intisari ceramahnya pada acara Silaturahim Dai Hidayatullah se-Sulawesi di Pare-pare dan Pinrang, Sulawesi Selatan (Sulsel), mengajak mengisi kemerdekaan sebagaimana yang banyak diperjuangkan para ulama.
“Mari kita mengisi revolusi Indonesia ini. Indonesia ini punya kita. Ini Indonesiaku,” ujarnya di Pesantren Hidayatullah Pare-pare, Jalan Sakinah, tepat di hari peringatan 70 tahun kemerdekaan Republik Indonesia, Senin pekan ini.
Menurut ustadz, pada masa perjuangan kemerdekaan dulu, berbagai tokoh Muslim telah bersatu padu melawan penjajah.
Misalnya, sebut Abdurrahman, ada KH Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyah) dan KH Hasyim Asy’ari (pendiri Nahdlatul Ulama), serta para ulama di Minangkabau.
“Mereka terus menguatkan, lahirlah kebersamaan, lahirlah organisasi-organisasi itu. Mereka selalu menguatkan kesadaran untuk merdeka, mengusir penjajah,” ujarnya di depan sekitar 150 dai.
Acara ini bertema “Memperkuat Peran Dakwah, Membangun Indonesia Maju dan Bermartabat”. Dibuka oleh perwakilan Wakil Gubernur Sulsel Agus Arifin Nu’mang, Ahad (16/08/2015) sore. (hidayatullah.com/syiahindonesia.com)
Post A Comment:
0 comments: